- EN
- ID
Direktur program SPOS Indonesia, Irfan Bakhtiar bersama senior advisor, Diah Suradiredja menjadi perwakilan dari Yayasan KEHATI sebagai salah satu narasumber di workshop yang diselenggarakan oleh Kementrian Luar Negeri. Workshop berjudul Diplomasi Minyak Nabati, Mendorong Keberterimaan Standar Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) Di Luar Negri.
Direktorat Perdagangan, Perindustrian, Komoditas, dan Kekayaan Intelektual (PPKKI) menyampaikan welcoming remarks kepada para peserta dan narasumber. Agenda ini merupakan Kerjasama antara Direktorat PPKKI Kementerian Luar Negeri dengan Direktorat KSIA Amerop, dengan menghadirkan para perwakilan Indonesia di negara – negara Kawasan Eropa dan Amerika. Forum ini diselenggarakan untuk memberikan bekal bagi para diplomat tentang salah satu kepentingan utama perdagangan Indonesia, yaitu komoditas kelapa sawit, dalam menghadapi berbagai kampanye negative di negara pasar.
Keynote speech oleh Dirjen Kerjasama Multilateral kembali menggarisbawahi pentingnya para diplomat menguasai isu minyak nabati, dan mempromosikan ISPO sebagai system yang dibangun oleh pemerintah Indonesia. Dirjen menyampaikan adanya kecenderungan kebijakan diskriminatif dari Eropa dan Amerika terhadap sawit.
Sesi paparan terdiri dari 2 (dua) sesi yaitu pada tanggal 25 agustus 2022 untuk Diplomat RI di kawasan Eropa. Pada sesi pertama, Diah Suradireja, sebagai perwakilan KEHATI berkesempatan menyampaikan peran strategis ISPO dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Hasil identifikasi team SPOS Indonesia KEHATI, 7 prinsip ISPO berpotensi menyumbang terhadap pencapaian 12 Tujuan dalam SDGs, yakni Tujuan 1, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 6, 12, 13, 15 dan 16. Potensi kontribusi terbesar adalah terhadap tujuan pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi (Tujuan 8), produksi dan konsumsi yang bertanggungjawab (Tujuan 12), dan perlindungan ekosistem daratan (Tujuan 15). Diah juga menekankan bahwa ISPO adalah mandatory, ISPO adalah komitmen Indonesia untuk memberikan pasokan sawit yang berkelanjutan pada pasar. Diah juga menyampaikan bahwa Eropa dengan EU dan UK Due diligence regulation memberikan tekanan, juga dengan proses EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (EU CEPA) yang tidak berlanjut karena chapter Trade and Sustainable Development (TSD).
Sesi ke-2 tanggal 26 agustus 2022 untuk Diplomat RI di kawasan Amerika, materi mengenai peran strategis ISPO dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dipaparkan oleh Irfan Bakhtiar. Irfan juga menyampaikan mengenai tren impor sawit di Kawasan Amerika, keberadaan Kolombia sebagai kompetitor sekaligus partner dan juga kampanye negative yang beriring dengan peningkatan ekspor sawit ke Amerika. Selain itu gambaran tentang deforestasi dari sawit, sebuah isu yang selalu dibahas di pasar, juga tentang penyelesaian sawit di Kawasan hutan. Disampaikan pula catatan-catatan terhadap ISPO dalam kerangka pencapaiannya, ataupun kontribusinya terhadap SDGs. Catatan-catatan tersebut berasal juga dari kondisi riil di lapangan dan data – data yang dilakukan oleh program SPOSI KEHATI.
Selain mengundang narasumber dari perwakilan Yayasan KEHATI, terdapat pula narasumber dari Kementerian Luar Negeri RI, Sekretariat ISPO Indonesia dan Kemenko Perekonomian RI.